Namun jika pada sebuah sistem mesin penggerak beban yang ada adalah konstan, maka sistem transmisi yang digunakan adalah sistem transmisi tetap. Artinya adalah sistem ini mentransmisikan putaran mesin ke poros yang digerakkan dengan rasio yang tetap. Sistem transmisi tetap ini tidak akan kita bahas pada artikel ini. Yang akan kita bahas adalah sistem transmisi kendaraan bermotor yang tentu saja dapat kita variasikan rasio transmisinya (baca: percepatan). Dan berikut adalah macam-macam sistem transmisi tersebut:
Sesuai dengan namanya, transmisi gearbox menggunakan serangkaian roda gigi yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat mentransmisikan putaran mesin pada berbagai rasio percepatan. Berbagai desain gearbox manual motor dan mobil telah dikembangkan. Ada 4-percepatan, 5-percepatan, 6-percepatan, dan lain sebagainya. Pemindahan percepatan pada transmisi gearbox manual dilakukan oleh pengendara kendaraan secara manual.
Transmisi Gearbox Manual
Transmisi gearbox manual memiliki karakteristik pemilihan rasio
percepatan yang dipilih dengan jalan “mengunci” posisi roda gigi pada
poros output. Pada saat pemindahan rasio dari posisi gigi satu ke yang
lainnya, diperlukan komponen lain yaitu kopling yang melepas sementara
putaran mesin penggerak ke poros penggerak. - Transmisi Gearbox Sekuensial. Perpindahan rasio
kecepatan pada sistem transmisi sekuensial terjadi secara berurutan.
Sistem ini diadaptasi oleh sepeda-sepeda motor. Pada sepeda motor
4-percepatan misalnya, pemindahan rasionya harus selalu berurutan dari
N-1-2-3- dan 4. Dari posisi 1 tidak bisa melompat ke posisi 3, dari 4
tidak bisa lompat ke posisi 2.
Transmisi Manual Sepeda Motor - Transmisi Gearbox non-Sekuensial. Transmisi jenis
ini memungkinkan kita untuk memindahkan posisi roda gigi secara acak
atau tidak berurutan. Sistem ini umum diadopsi oleh mobil, truk, dan
kendaraan lainnya. Sistem ini memungkinkan kita untuk memilih posisi
gigi langsung ke 2 tanpa harus melewati posisi gigi 1.
- Transmisi Gearbox Tanpa Sinkronisasi. Desain sistem transmisi gearbox untuk pertama kali diperkenalkan oleh Louis-René Panhard dan Emile Levassor pada akhir abad ke-19. Mereka sudah mengembangkan sistem transmisi gearbox dengan beberapa roda gigi yang multi-rasio. Pemindahan gigi harus dilakukan pada saat kecepatan putar roda gigi penggerak sama dengan kecepatan putaran roda gigi yang digerakkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengatur besar tekanan pedal akselerasi mesin (pedal gas) sehingga didapatkan RPM yang tepat saat memindah gigi tersebut. Jika RPM tidak tepat, roda gigi tidak akan ter-engage di posisi yang diinginkan. Sekalipun kendaraan bermotor saat ini sudah umum menggunakan sistem transmisi synchronized, namun sistem transmisi non-synchronized masih banyak digunakan. Sistem ini biasa digunakan pada mesin truk-truk besar, sepeda motor balap, dan juga mobil-mobil balap. Tidak digunakannya sistem transmisi synchronized pada kendaraan-kendaraan balap adalah karena adanya sistem kopling yang lebih rentan terhadap keausan daripada roda gigi yang ada. Alasan lainnya adalah karena secara mekanis desain transmisi non-sinkronisasi lebih stabil (reliable) dan lebih murah. Selain itu pemindahan antar gigi pada sistem non-sinkronisasi lebih cepat dibandingkan pada sistem synchronized, yang menjadi satu poin penting pada setiap balap motor maupun mobil.
- Transmisi Gearbox Dengan Sinkronisasi. Gearbox dengan sinkronisasi terdiri atas dua poros utama yang keduanya terdapat roda gigi-roda gigi yang saling bertemu, sehingga roda gigi penggerak selalu menggerakkan roda gigi yang digerakkan. Namun roda gigi yang digerakkan dapat berputar bebas, atau terkunci dengan porosnya sehingga poros ikut berputar. Sistem pengunci roda gigi mengatur roda gigi mana yang akan digunakan sesuai dengan tuas pemindah yang mengaturnya. Pada sistem ini digunakan sistem kopling yang dapat mengatur putaran poros, sehingga pada saat pemindahan roda gigi dapat berjalan halus.
- Transmisi Gearbox Pre-Selektor. Sesuai dengan namanya, pengendara kendaraan dengan sistem transmisi pre-selektor menentukan rasio roda gigi yang akan digunakan sebelum proses perpindahan gigi pada sistem gearbox terjadi.
Transmisi Gearbox Otomatis
Saat ini perkembangan teknologi otomatisasi sistem transmisi gearbox sangat maju pesat. Hampir seluruh pabrikan merk mobil ternama mengembangkan teknologi sistem transmisi otomatis dengan teknologi yang berbeda-beda dan telah menjadi trademark masing-masing pabrikan tersebut. Menurut pendapat saya, sangat perlu bagi kita untuk mempelajari perkembangan teknologi ini.
Sistem Transmisi Hidrolik Otomatis
Sebelum saya sebutkan dan jelaskan mengenai macam-macam teknologi sistem transmisi otomatis yang telah dikembangkan oleh berbagai merk mobil, saya akan menjelaskan satu teknologi dasar sistem transmisi gearbox otomatis yaitu sistem transmisi hidrolik otomatis. Sistem transmisi hidrolik adalah pengembangan dari sistem hidrolis berupa fluid coupling yang digabungkan dengan penggunaan sistem transmisi roda gigi di dalamnya. Komponen-komponen utama pada sistem transmisi hidrolis otomatis adalah sebagai berikut:
- Torsi Konverter (Torque Converter). Torsi konverter merupakan pengembangan dari kopling hidrolik (fluid coupling: baca artikel berikut)
yang berfungsi untuk menghubungkan antara poros penggerak dari mesin
dengan poros sistem transmisi gearbox otomatis. Torsi konverter
menggantikan fungsi kopling gesek pada sistem transmisi manual. Hal ini
bertujuan agar mesin penggerak dapat selalu bekerja sekalipun kendaraan
dalam kondisi diam.
Komponen-komponen Torque ConverterBerbeda dengan fluid coupling, karakteristik torsi konverter adalah dapat meningkatkan torsi putaran pada saat kecepatan putaran poros penggerak berbeda dengan kecepatan putaran poros transmisi. Hal ini disebabkan karena adanya satu komponen berupa sudu stator yang terletak di tengah-tengah antara pompa dan turbin hidrolis. - Pompa Hidrolis. Sebuah sistem transmisi hidrolis otomatis pasti
membutuhkan pompa hidrolis berjenis pompa roda gigi yang dipasang pada
poros di tengah-tengah antara torsi konverter dan sistem roda gigi.
Pompa ini berfungsi untuk membangkitkan tekanan pada oli hidrolis yang
selanjutnya digunakan untuk komponen-komponen sistem yang lain.
Pompa Roda Gigi Pada Transmisi OtomatisSumber penggerak dan pembangkit tekanan dari pompa ini adalah torsi konverter, sehingga semakin cepat putaran mesin maka akan semakin cepat pula debit aliran oli hidrolis yang dialirkan. Sedangkan tekanan yang dibangkitkan, juga tergantung dari kondisi beban (medan jalan) yang dihadapi kendaraan. Jika medan yang dihadapi berat, maka tekanan oli hidrolis juga akan tinggi. Konsep ini yang nantinya digunakan pada saat pemilihan rasio roda gigi transmisi secara otomatis. - Sistem Planetary Gear. Komponen paling utama pada sistem
transmisi otomatis adalah sebuah rangkaian sistem roda gigi planet.
Sistem gearbox ini terdiri dari tiga bagian roda gigi yaitu roda gigi
matahari, roda gigi planet, dan roda gigi luar. Hanya dengan mengatur
konfigurasi distribusi putaran pada roda gigi sistem gearbox ini, kita
akan mendapatkan 4 macam variasi sistem transmisi yaitu 3 transmisi maju
(putaran searah) dan 1 transmisi mundur (putaran terbalik).
Roda Gigi PlanetTiga komponen roda gigi planet tersebut, masing-masing dapat menjadi roda gigi penggerak, roda gigi yang digerakkan, atau roda gigi yang diam. Penentuan konfigurasi roda gigi tersebut akan menghasilkan perbandingan rasio yang beragam. Perhatikan jika kita tentukan jumlah gigi pada roda gigi luar adalah 72, dan roda gigi matahari adalah 30, maka akan kita dapatkan beberapa macam rasio gearbox dengan mengatur konfigurasi roda gigi tersebut. Perhatikan tabel berikut ini.
Rasio Roda Gigi PlanetarySebagai tambahan, jika ada dua dari tiga roda gigi berada pada posisi lock-stationer (diam-terkunci), maka akan didapatkan rasio roda gigi 1:1. Sehingga secara keseluruhan terdapat 4 rasio roda gigi yang berbeda hanya dengan satu sistem roda gigi planetary ini, yaitu 3,4:1 (maju), 1:1 (maju), 0,71:1 (maju-overdrive), serta -2,4:1 (mundur).
Mekanisme Perpindahan Rasio Planetary Gear - Sistem Kontrol Hidrolis. Sistem transmisi otomatis membutuhkan
sebuah sistem kontrol otomatis untuk mengatur perpindahan roda gigi pada
planetary gear. Sistem kontrol ini berfungsi untuk mengatur locking dan unlocking roda gigi planetary terhadap poros penggerak atau poros yang digerakkan. Tiap-tiap roda gigi pada sistem planetary gear harus dapat ter-coupling atau juga ter-uncoupling (lepas) dari poros penggerak ataupun poros yang digerakkan.
Sistem Kontrol Hidrolis Pada Transmisi Otomatis Mitsubishi Pajero th. 2001Sebuah sistem kontrol hidrolis transmisi otomatis memiliki komponen-komponen berupa kopling gesek (clutch), pita baja (bands), piston hidrolis, spring-loaded valve, sensor beban mesin, dan shift valve. Berikut adalah fungsi dari masing-masing komponen tersebut:
- Kopling gesek menjadi penghubung antara poros penggerak maupun poros
yang digerakkan dengan roda gigi-roda gigi planetary gear. Kopling
gesek ini didesain secara kompleks sehingga masing-masing roda gigi
dapat terhubung dengan poros yang digerakkan maupun poros penggerak.
Salah satu kopling pada transmisi otomatisSatu sistem transmisi otomatis yang menggunakan planetary gear menggunakan 4 kopling gesek untuk mengatur kinerja roda gigi-roda gigi-nya. Satu kopling gesek diaktuasi oleh piston yang dilengkapi dengan pegas. Piston ini bekerja berdasarkan tekanan oli hidrolis, jika tekanan cukup maka piston akan teraktuasi, dan jika tekanan rendah maka piston akan kembali ke posisi awal dengan bantuan pegas di dalamnya. - Pita baja (bands) berfungsi untuk mengunci roda gigi
planetary gear pada posisi stasioner (diam). Seperti halnya kopling,
pita baja ini diaktuasi oleh piston yang juga bekerja berdasarkan
tekanan oli hidrolis yang di-supply padanya. Jika piston
teraktuasi, maka pita baja yang terletak melingkari roda gigi akan
mengunci roda gigi tersebut dan menghubungkannya dengan bodi sistem
transmisi sehingga roda gigi berada pada posisi stasioner.
Pita Baja Transmisi Otomatis - Spring-loaded valve berfungsi sebagai sensor kecepatan
putaran poros output yang terhubung dengan roda penggerak. Semakin cepat
putaran poros, maka akan semakin besar bukaan valve ini sehingga supply
tekanan oli hidrolis kepada sistem semakin besar. Jika putaran poros
semakin pelan, maka valve akan semakin menutup yang dibantu dengan pegas
yang ada di dalamnya.
Spring-loaded valve terletak di dalam governor - Sistem transmisi otomatis harus mengetahui seberapa berat mesin bekerja, agar perpindahan rasio transmisi bisa sesuai dengan beban mesin yang dihadapi. Sehingga digunakanlah sensor beban mesin sebagai satu komponen utamanya. Sensor ini dapat menggunakan dua cara, cara yang pertama adalah dengan menggunakan kabel yang terhubung antara posisi pedal gas dengan sistem transmisi. Jika pedal gas semakin dalam ditekan, maka tekanan pada kabel juga meningkat. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan modulator vakum, dengan menghubungkan intake manifold dengan sistem transmisi (shift valve). Semakin besar beban mesin, maka modulator vakum akan membaca kondisi sistem semakin vakum.
- Shift valve adalah sebuah komponen yang bertugas untuk
mengatur supply oli hidrolis yang akan menuju piston aktuator pada
kopling dan pita baja. Tiap-tiap perpindahan rasio transmisi dibutuhkan
satu shift valve, untuk rasio 1 dan 2 misalnya dibutuhkan satu shift valve, begitu pula dengan perpindahan rasio yang lain (2-3; 3-4). Tiap-tiap shift valve memiliki tekanan kerja yang berbeda-beda, semakin tinggi posisi shift valve,
maka akan semakin tinggi tekanan kerja hidrolisnya. Sehingga
perpindahan rasio transmisi tergantung tekanan kerja hidrolis yang
diatur oleh spring-loaded valve sesuai dengan kecepatan putaran poros roda, yang selanjutnya akan mengaktuasi shift valve pada titik tekanan tertentu.
Sistem Shift ValveShift valve dan sensor beban mesin bekerja secara berlawanan. Tujuannya adalah jika beban mesin tinggi, maka shift valve tidak akan terlalu buru2 untuk berpindah ke rasio selanjutnya sampai tekanan kerja yang sesuai dengan spesifikasinya terpenuhi.
- Kopling gesek menjadi penghubung antara poros penggerak maupun poros
yang digerakkan dengan roda gigi-roda gigi planetary gear. Kopling
gesek ini didesain secara kompleks sehingga masing-masing roda gigi
dapat terhubung dengan poros yang digerakkan maupun poros penggerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar